News

Akui Gagal Dalam Melindungi Mantan Presiden Donald Trump, Direktur Dinas Rahasia AS Mengundurkan Diri

25 Jul 2024 by Author
photo

Washington, 24 Juli 2024- Munculnya banyak kecaman dari berbagai pihak yang ditujukan kepada lembaga yang dipimpinnya terkait insiden penembakan kepada mantan presiden Donald Trump beberapa waktu lalu, Kimberly Cheatle, direktur Dinas Rahasia AS, mengundurkan diri

Dikutip dari VOA Indonesia, Kimberly Cheatle yang menjabat sejak Agustus 2022 mendapat kecaman dan desakan mundur dari berbagai pihak terkait insiden penembakan Trump serta sejumlah penyelidikan untuk menelusuri bagaimana bisa seorang warga sipil bersenjata bisa berada sekian meter dari seorang mantan presiden AS yang sedang melakukan kampanye di luar kampanye itu

Diberitakan sebelumnya, bahwa Donald Trump yang mencalonkan diri kembali pada Pemilu 5 November mendatang, ditembak oleh warga lokal saat kampanye di Pennsylvania

Pengunduran yang disampaikan via email pada Selasa (23/7) tersebut, menuliskan,” Saya bertanggung jawab sepenuhnya atas kegagalan pengamanan. Mengingat peristiwa baru-baru ini, dengan berat hati saya telah membuat keputusan sulit untuk mengundurkan diri dari posisi direktur”

Pengunduran diri Cheatle dilakukan sehari setelah dia mendapat amukan berjam-jam dari anggota konggres baik Partai Demokrat maupun Republik, saat dirinya menghadap Komite Pengawasan Konggres AS. Pada kesempatan tersebut, Cheatle menyebut bahwa upaya pembunuhan Trump sebagai kegagalan operasional paling buruk Dinas Rahasi AS dalam puluhan tahun

Cheatle juga menyatakan bahwa dirinya kan menanggung seluruh tanggung jawab atas insiden tersebut. Namun, pernyataan Cheatle tidak bisa  meredam amarah konggres, karena Cheatle dianggap tidak bisa menjawab pertanyaan spesifik terkait penyelidikan yang dilakukan

Adalah Thomas Mathew Crooks, yang diidentifikasikan oleh FBI sebagai penembak Trump dimana dia melancarkan aksinya dari jarak 135 meter dari podium Trump saat sang kandidat presiden tersebut sedang berpidato

Ironisnya, insiden itu terjadi setelah peningkatan pengamanan Trump beberapa hari sebelum kampanye  pada 13 Juli, karena adanya ancaman pembunuhan dari Iran

Scroll to Top