SURABAYA, 15 OKTOBER 2024 - Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Jawa Timur terus didorong agar dapat naik kelas ke kancah internasional. Untuk itu butuh dukungan semua pihak, termasuk di antaranya perbankan.
“Atas nama Pemprov Jatim, kami menyampaikan apresiasi kepada Bank Jatim sebagai motor yang menggerakkan UMKM sehingga bisa naik kelas. Jadi namanya juga trade center, terkoneksi dengan dunia internasional,” kata Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono saat Pembukaan Bank Jatim Trade Connect Summit 2024, Senin (14/10/2024) di Balai Pemuda, Surabaya. Bank Jatim Trade Connect kali ini mengangkat tema 'Your Opportunity to Connect' dan diselenggarakan selama dua hari 14-15 Oktober 2024.
Adhy melanjutkan, peran perbankan apalagi bank daerah sangat penting untuk melatih pelaku UMKM. Terlebih, Jawa Timur mempunyai potensi UMKM dan Sumber Daya Alam (SDA) yang bisa menopang ekspor. Karena itu UMKM perlu peningkatan kapasitas untuk bisa mengakses dan belajar bertransaksi internasional.
Adhy optimistis Bank Jatim sebagai Bank Pembangunan Daerah (BPD) bisa berperan aktif dalam membantu memberikan pembinaan kepada para UMKM. "Bank Jatim sebagai BUMD memberikan kontribusi yang langsung dirasakan masyarakat utamanya bagi UMKM,” jelasnya menambahkan.
Pembinaan menjadi penting karena kontribusi UMKM terhadap PDB Jatim setiap tahun terus meningkat. Tahun 2022 terdapat peningkatan sebesar 0,55 persen dibandingkan tahun 2021. Sedangkan tahun 2023 - 2024 ditargetkan kontribusinya bisa mencapai 58,5 - 58,8 persen.
“Ini penting karena kontribusi UMKM terhadap PDB Jatim setiap tahun terus alami peningkatan. Tahun 2022 terdapat peningkatan sebesar 0,55 persen dibandingkan tahun 2021, sedangkan tahun 2023 - 2024 ditargetkan kontribusinya bisa mencapai 58,5 - 58,8 persen,” ungkapanya.
Sementara untuk, negara tujuan utama ekspor Jatim di antaranya Arab, Tiongkok, Hong Kong, Jepang, Taiwan, Italia, Belanda, Singapura dan Malaysia.
Adhy mengungkapkan selama ini Pemprov Jatim rutin mengatakan misi dagang antar provinsi maupun ke beberapa negara. Bahkan, selama ini banyak permintaan dari kedutaan besar maupun konsulat Indonesia di luar negeri agar pengusaha Jatim mengikuti pameran dagang di luar negeri.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan kinerja ekspor, Pemprov Jatim melalui Disperindag serta lembaga terkait telah menjalankan berbagai program yang khusus pada peningkatan kapasitas pelaku usaha.
“Kami berupaya meningkatkan kapasitas pelaku usaha baik melalui pelatihan, promosi produk, maupun penyederhanaan perizinan usaha. Tidak hanya itu, Pemprov juga menjalin hubungan dengan berbagai asosiasi bisnis dan organisasi industri untuk mempermudah pelaku usaha dalam mengakses pasar internasional,” imbuh dia.
Adhy mengungkapkan, salah satu tantangan utama yang dihadapi pelaku usaha dalam melakukan ekspor adalah akses pembiayaan. Untuk itu, Perbankan harus lebih inovatif dalam menyediakan produk yang dapat mempermudah pelaku usaha, khususnya UMKM.
"Perbankan juga perlu mengembangkan produk pembiayaan berbasis digital yang dapat mempermudah proses transaksi ekspor,” ucapnya.
Di akhir, Adhy berpesan untuk terus meningkatkan sinergitas antara Pemerintah dan Perbankan untuk menjadikan sektor ekspor sebagai pilar utama pertumbuhan ekonomi.
“Mari kita optimalkan potensi ekspor dengan sinergitas dan kolaborasi antara pemerintah dan perbankan. Ini penting karena bisa memperkuat posisi Indonesia di pasar global,” pungkasnya.
Sementara itu, Direktur Keuangan, Treasury, dan Global Services Bank Jatim, Edi Masrianto mengatakan acara Trade Connect Summit 2024 ini merupakan upaya Bank Jatim dalam mengembangkan usaha dan meningkatkan perekonomian bangsa.
“Acara ini adalah program dari Bank Jatim sebagai bentuk kepedulian terhadap usaha UMKM binaan untuk naik kelas dan berkegiatan ekspor menciptakan serta menambah koneksi dengan potensi buyer dari luar,” kata Edi.
Kegiatan ini diikuti oleh 41 booth UMKM binaan orientasi ekspor. Selain itu juga booth layanan dari instansi Disperindag Jatim, Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan Jatim, Dinas Kehutanan Jatim, dan beberapa Perangkat Daerah lainnya di Jatim.
Edi berharap ini bisa meningkatkan peluang dan berpotensi mengembangkan ekspor sekaligus meningkatkan kualitas neraca perdagangan Jatim.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan RI, Muhammad Suaib Sulaiman menyampaikan kegiatan ini adalah upaya pengembangan ekspor nasional. Jatim menjadi peluang besar dan harapan bagi Indonesia dan pelaku usaha maupun UMKM.
“Ini langkah awal. Langkah selanjutnya adalah kesepakatan antara Bank Jatim dan Kemendag RI, kira - kira apa yang kita harus tonjolkan dan dorong agar Jatim bisa menjadi lebih baik,” tutupnya.
Sebagai informasi, telah dilakukan penandatanganan Kesepakatan Bersama tentang pembinaan pelaku usaha berorientasi ekspor dalam rangka pengembangan ekspor antara Bank Jatim dengan Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag RI oleh Direktur Keuangan, Treasury, dan Global Services Bank Jatim dengan Sesditjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag RI.