dok. boeing.com
Virginia, 23 Oktober 2024 - Raksasa kedirgantaraan Boeing kembali menghadapi masalah serius setelah satelit buatannya, iS-33e, mengalami kegagalan fatal alias hancur di orbit. Kejadian ini bukan hanya kerugian besar bagi Boeing, tetapi juga berdampak pada operator satelit Intelsat dan pelanggan mereka di Eropa, Afrika dan sebagian Asia Pasifik, yang mau tidak mau harus kehilangan akses internet
Dilansir dari BBC, perusahaan yang menyediakan layanan satelit tetap dan jaringan komunikasi global tersebut telah mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan 'analisis komprehensif' atas insiden itu
"Kami berkoordinasi dengan produsen satelit, Boeing, dan lembaga pemerintah untuk menganalisa data dan pengamatan," jelas Intelsat
SpaceTrack, situs pelacakan ruang angkasa, mengkonfirmasikan insiden tersebut dengan mengatakan bahwa US Space Force (USSF)-pasukan luar angkas AS- saat ini sedang melacak 20 puing dari satelit yang hancur tersebut
Hancurnya satelit ruang angkasa milik Boeing, iS-33e, menambah daftar panjang permasalahan di perusahaan dirgantara asal AS tersebut. Dimana saat ini, selain pesawat komersial dan satelit buatannya yang bermasalah, perusahaan masih harus menghadapi aksi mogok 30 ribu pekerjanya
Minggu lalu, perusahaan tersebut mengumumkan pencarian investor baru untuk memenuhi kebutuhan dana hingga 35 miliar dollar. Mereka juga berencana melakukan PHK massal untuk 17 ribu pekerjanya pada November mendatang
Bulan Juli lalu, Boeing telah didenda 243,6 juta dollar atau sekitar 4 triliun rupiah atas insiden fatal yang melibatkan pesawat 737 MAX. Denda ini merupakan kesepakatan dengan Departemen Kehakiman AS sebegai bentuk pertanggungjawaban atas dua kecelakaaan fatal yang melibatkan pesawat tersebut di Indonesia dan Ethiopia di tahun 2018 dan 2019.